Advertisement
Meskipun biasanya aman bagi orang yang sehat, minuman berenergi dapat menimbulkan risiko serius bagi mereka yang memiliki masalah jantung atau sensitif terhadap stimulan.
Minuman berenergi seperti merk luar Red Bull, Monster, Celsius, dan 5-hour ENERGY telah dengan cepat menjadi minuman pokok, yang menjanjikan peningkatan kewaspadaan, peningkatan fokus, dan peningkatan energi.
Baca Juga:
- Waspada, Wanita Rentan Terhadap Infeksi Saluran Kemih
- Kafein Menjaga Otak Anda Tetap ‘Terjaga’ Bahkan Saat Anda Tidur
Pada tahun 2023 saja, angka penjualan melonjak, yang menyoroti popularitasnya yang semakin meningkat. Namun, di balik klaim ini terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan kemungkinan risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi rutin.
Apa yang Sebenarnya Ada di Dalam Minuman Energi?
Minuman energi biasanya mengandung campuran stimulan dan aditif, termasuk:
Kafein: Stimulan sistem saraf pusat yang dikenal dapat meningkatkan kewaspadaan. Taurin: Asam amino yang terlibat dalam fungsi jantung, otak, dan otot. Guarana dan Ginseng: Zat yang berasal dari tumbuhan yang mengandung kafein dan senyawa tambahan yang dianggap dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Gula: Sering ditambahkan untuk meningkatkan rasa dan memberikan dorongan energi jangka pendek, meskipun pilihan bebas gula semakin umum.
Bagaimana Minuman Berenergi Memengaruhi Jantung dan Pembuluh Darah Anda?
Penelitian ilmiah telah mengungkap kekhawatiran penting mengenai kesehatan kardiovaskular yang terkait dengan minuman berenergi. Stimulan seperti kafein, taurin, dan guarana dapat mengubah irama jantung secara signifikan, meningkatkan tekanan darah, dan memengaruhi sistem kelistrikan yang mengendalikan detak jantung Anda. Sementara orang yang sehat dapat menoleransi konsumsi sesekali dengan aman, orang dengan kondisi jantung yang mendasarinya menghadapi peningkatan risiko.
Kondisi genetik yang memengaruhi sekitar 1 dari 200 orang, termasuk kardiomiopati hipertrofik, sindrom QT panjang, dan kardiomiopati aritmogenik, meningkatkan kerentanan terhadap efek kardiovaskular yang disebabkan oleh stimulan ini. Bagi orang dengan fungsi jantung yang terganggu atau penyakit arteri koroner, mengonsumsi minuman berenergi dapat menyebabkan respons jantung yang tidak terduga dan berpotensi berbahaya.
Kaitan lain yang mengkhawatirkan melibatkan risiko stroke. Minuman berenergi telah dikaitkan dengan suatu kondisi yang disebut sindrom vasokonstriksi serebral reversibel (RCVS). Ini melibatkan penyempitan pembuluh darah secara tiba-tiba di otak, yang menyebabkan aliran darah terbatas atau, dalam kasus yang parah, pendarahan.
Mengonsumsi kafein dan stimulan terkait secara teratur dan dalam jumlah besar tampaknya berkontribusi terhadap meningkatnya kerentanan terhadap stroke.
Batas Kafein yang Direkomendasikan: Orang Dewasa dan Remaja
Meskipun minuman berenergi sangat bervariasi, beberapa mengandung kadar kafein yang jauh lebih tinggi daripada minuman standar. Untuk orang dewasa, otoritas kesehatan merekomendasikan batas kafein harian yang aman sekitar 400 miligram. Minuman kopi atau minuman berenergi berukuran besar tertentu dapat memenuhi atau melampaui jumlah ini dalam satu porsi. Remaja berusia 12–18 tahun memiliki batas kafein yang direkomendasikan lebih rendah, ditetapkan sekitar 100 miligram setiap hari.
Selain risiko jantung dan stroke, konsumsi minuman berenergi secara teratur dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan tambahan, seperti kecemasan, perubahan suasana hati, insomnia, masalah pencernaan, detak jantung cepat, penambahan berat badan, dan berkurangnya sensitivitas insulin—yang dapat mempersulit manajemen diabetes—serta masalah gigi karena kandungan gulanya yang tinggi.
Menggabungkan minuman berenergi dengan alkohol semakin meningkatkan risiko ini, meningkatkan kemungkinan minum berlebihan, perilaku berisiko, dan kecelakaan. Selain itu, bahan minuman berenergi dapat berinteraksi secara negatif dengan obat resep, termasuk antidepresan, obat anti-kecemasan, dan pengencer darah.
Para profesional perawatan kesehatan menyarankan populasi tertentu untuk sepenuhnya menghindari minuman berenergi: anak-anak dan remaja, wanita hamil atau menyusui, orang dengan kondisi jantung atau ginjal, tekanan darah tinggi, atau diabetes, dan siapa pun yang secara teratur mengonsumsi obat-obatan yang berinteraksi secara negatif dengan kafein atau stimulan lainnya.
Sebaliknya, alternatif yang lebih aman yang didukung oleh sains meliputi kopi, teh hitam atau teh hijau, air kelapa, kombucha, dan—jika digunakan dengan hemat—minuman olahraga yang dirancang untuk mengisi kembali elektrolit setelah latihan berat.
0 komentar:
Posting Komentar