Air Botol Dapat Menyebabkan Risiko Kesehatan Jangka Panjang yang Serius


Sabtu, 04 Oktober 2025
Label: ,
Advertisement
Resep Menggapai Sehat - Air Botol Dapat Menyebabkan Risiko Kesehatan Jangka Panjang yang Serius

Keindahan tropis Kepulauan Phi Phi di Thailand bukanlah tempat yang ideal untuk memulai sebagian besar perjalanan PhD. Namun, bagi Sarah Sajedi, bukan pantainya sendiri, melainkan apa yang terhampar di bawahnya yang memicu keputusannya untuk meninggalkan karier di dunia bisnis dan menekuni penelitian akademis.

“Saya berdiri di sana memandangi pemandangan Laut Andaman yang indah, lalu saya melihat ke bawah dan di bawah kaki saya terdapat banyak potongan plastik, kebanyakan botol air,” ujarnya.

“Saya selalu bersemangat untuk mengurangi sampah, tetapi saya menyadari bahwa ini adalah masalah konsumsi.”

Baca Juga:

Sajedi, lulusan S1 '91, memutuskan untuk kembali ke Concordia untuk menempuh pendidikan PhD dengan fokus pada sampah plastik. Sebagai salah satu pendiri ERA Environmental Management Solutions, penyedia perangkat lunak lingkungan, kesehatan, dan keselamatan terkemuka, ia membawa pengalaman puluhan tahun untuk melengkapi studinya.

Air Botol Dapat Menyebabkan Risiko Kesehatan Jangka Panjang yang Serius
Pencerahan seorang ilmuwan di pulau ini mengungkap bagaimana botol sekali pakai melepaskan mikro dan nanoplastik yang menyusup ke dalam tubuh. (Kredit: Shutterstock)


Makalah terbarunya, yang diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials, mengkaji sains seputar risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh botol air plastik sekali pakai. Menurutnya, risiko tersebut serius dan belum banyak diteliti.

Sarah Sajedi dari Chunjiang An menegaskan: “Minum air dari botol plastik boleh-boleh saja dalam keadaan darurat, tetapi sebaiknya tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.”

Ancaman kecil, jarang diketahui

Dalam analisisnya terhadap lebih dari 140 makalah ilmiah, Sajedi melaporkan bahwa orang-orang menelan sekitar 39.000 hingga 52.000 partikel mikroplastik setiap tahun. Bagi mereka yang bergantung pada air minum kemasan, angka tersebut bahkan meningkat lebih tinggi—sekitar 90.000 partikel lebih banyak dibandingkan dengan orang yang utamanya minum air keran.

Partikel-partikel ini tidak terlihat oleh mata. Mikroplastik memiliki ukuran mulai dari satu mikron (seperseribu milimeter) hingga lima milimeter, sementara nanoplastik lebih kecil dari satu mikron.





Partikel-partikel ini terlepas saat botol plastik diproduksi, disimpan, diangkut, dan terurai secara bertahap. Karena banyak botol terbuat dari plastik berkualitas rendah, partikel-partikel tersebut terlepas setiap kali ditangani atau terpapar sinar matahari dan perubahan suhu. Tidak seperti plastik yang melewati rantai makanan sebelum memasuki tubuh manusia, nanoplastik dikonsumsi langsung dari wadahnya.

Menurut Sajedi, risiko kesehatannya signifikan. Begitu masuk ke dalam tubuh, plastik kecil ini dapat melewati penghalang biologis, memasuki aliran darah, dan mencapai organ-organ utama.

Keberadaannya dapat menyebabkan peradangan kronis, stres oksidatif seluler, gangguan hormon, masalah reproduksi, kerusakan neurologis, dan beberapa jenis kanker. Namun, dampak jangka panjangnya belum sepenuhnya dipahami, terutama karena terbatasnya pengujian dan tidak adanya cara standar untuk mengukur dan melacaknya.

Air Botol Dapat Menyebabkan Risiko Kesehatan Jangka Panjang yang Serius
Sarah Sajedi dan Chunjiang An. (Kredit: Universitas Concordia)


Sajedi juga menguraikan berbagai metode yang tersedia untuk mendeteksi nanoplastik dan mikroplastik, masing-masing dengan manfaat dan keterbatasannya. Beberapa pendekatan dapat menemukan partikel pada skala yang sangat kecil tetapi tidak dapat mengungkapkan susunan kimianya. Pendekatan lain mengidentifikasi komposisi material tetapi mengabaikan plastik terkecil. Alat yang paling canggih dan andal seringkali sangat mahal dan tidak dapat diakses secara luas.

Pendidikan adalah pencegahan terbaik

Sajedi merasa terdorong oleh tindakan legislatif yang telah diadopsi oleh pemerintah di seluruh dunia yang bertujuan untuk membatasi sampah plastik. Namun, ia mencatat bahwa sasaran yang paling umum adalah kantong plastik sekali pakai, sedotan, dan kemasan. Sangat sedikit yang membahas masalah mendesak botol air sekali pakai.

"Pendidikan adalah tindakan terpenting yang bisa kita lakukan," ujarnya. "Minum air dari botol plastik boleh-boleh saja dalam keadaan darurat, tetapi tidak boleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat perlu memahami bahwa masalahnya bukan toksisitas akut—melainkan toksisitas kronis."


Artikel Menarik Lainnya:



FOLLOW and JOIN to Get Update!

Advertisement

1 komentar:

  1. Sebenarnya edukasi semacam ini sudah ada sejak lama dan sering diberikan
    tapi masih ada saja yang abai
    Botol sekali pakai, tapi sering diisi dan digunakan berulang-ulang.

    BalasHapus