Advertisement
Dapatkah suplemen ekstrak kakao, yang kaya akan flavanol kakao, membantu mengurangi peradangan dan menurunkan risiko penyakit kronis terkait usia? Dalam sebuah penelitian terbaru dari COcoa Supplement and Multivitamin Outcomes Study (COSMOS), para peneliti dari Mass General Brigham dan kolaborator mereka melacak lima penanda peradangan yang terkait dengan penuaan pada partisipan yang mengonsumsi suplemen ekstrak kakao setiap hari selama beberapa tahun.
Baca Juga:
- Makan Cokelat Hitam Dapat Mengurangi Risiko Diabetes hingga 21 Persen
- Studi Baru Mengungkap Cara Sederhana Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Mereka mengamati bahwa kadar hsCRP—protein inflamasi yang berkaitan dengan risiko kardiovaskular yang lebih tinggi—menurun pada mereka yang mengonsumsi suplemen tersebut.
Temuan ini menunjukkan efek anti-inflamasi yang mungkin berperan dalam pengaruh perlindungan kakao terhadap kesehatan jantung. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Age and Ageing.
![]() |
Sebuah studi klinis skala besar menunjukkan bahwa suplemen ekstrak kakao yang kaya flavanol dapat membantu mengurangi peradangan terkait usia. (Kredit: Stock) |
Strategi nutrisi semakin mendapat perhatian sebagai cara yang menjanjikan untuk memperlambat peradangan terkait usia, yang sering disebut sebagai "peradangan". Sebelumnya, studi berskala kecil menunjukkan bahwa ekstrak kakao dapat menurunkan biomarker inflamasi, suatu efek yang dikaitkan dengan flavanol—senyawa bioaktif yang terdapat dalam biji kakao serta makanan seperti beri, anggur, teh, dan sumber nabati lainnya.
Untuk membangun bukti ini dan lebih memahami relevansinya pada manusia, para ilmuwan meluncurkan uji coba COSMOS skala besar, yang dirancang untuk menyelidiki apakah ekstrak kakao dapat memengaruhi hasil kardiovaskular dan apakah manfaatnya dapat dikaitkan dengan pengurangan peradangan.
Desain uji coba dan temuan utama
“Ketertarikan kami pada ekstrak kakao dan peradangan berawal dari fakta bahwa kakao dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular,” ujar penulis korespondensi Howard Sesso, ScD, MPH, direktur asosiasi Divisi Kedokteran Pencegahan dan ahli epidemiologi asosiasi di Rumah Sakit Brigham and Women’s, anggota pendiri sistem layanan kesehatan Mass General Brigham.
“Kami juga menyadari pentingnya tumpang tindih antara penuaan yang sehat dan kesehatan kardiovaskular, di mana peradangan terkait penuaan dapat memperkeras arteri dan menyebabkan penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, kami ingin melihat apakah suplementasi ekstrak kakao selama beberapa tahun dibandingkan dengan plasebo dapat memodulasi peradangan—dan data menunjukkan hal itu,” tambahnya.
Dari tahun 2014 hingga 2020, Rumah Sakit Brigham and Women's melakukan uji coba COSMOS, sebuah studi besar, acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo yang melibatkan 21.442 partisipan berusia 60 tahun ke atas. Uji coba tersebut menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak kakao dikaitkan dengan penurunan 27% kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Hasil Biomarker dan Arah Masa Depan
Dalam analisis lanjutan ini, para peneliti memeriksa sampel darah dari 598 peserta COSMOS untuk menilai penanda peradangan terkait usia. Mereka berfokus pada tiga protein pro-inflamasi (hsCRP, IL-6, dan TNF-α), satu protein anti-inflamasi (IL-10), dan satu protein terkait imun (IFN-γ). Selama masa tindak lanjut awal, satu tahun, dan dua tahun, kadar hsCRP turun sebesar 8,4% per tahun pada peserta yang mengonsumsi ekstrak kakao dibandingkan dengan plasebo, sementara biomarker lainnya menunjukkan sedikit perubahan atau peningkatan yang moderat.
Penurunan hsCRP dapat membantu menjelaskan efek kardioprotektif yang terlihat pada suplemen ekstrak kakao dalam uji coba COSMOS yang lebih besar, di mana para peserta mengalami penurunan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Para peneliti mengatakan bahwa perubahan pada penanda peradangan lainnya, termasuk sedikit penurunan IL-6 yang diamati pada peserta perempuan, tetapi tidak pada peserta laki-laki, memerlukan studi tambahan. Tim akan terus mengevaluasi uji coba COSMOS untuk menentukan apakah rejimen kakao—dan multivitamin—dapat menghambat peradangan yang lebih parah, serta hasil kesehatan penting lainnya terkait penuaan.
“Studi ini menyerukan perhatian lebih besar terhadap manfaat makanan nabati bagi kesehatan kardiovaskular, termasuk produk kakao yang kaya flavanol,” tambah Sesso. “Studi ini memperkuat pentingnya pola makan nabati yang beragam dan berwarna—terutama dalam konteks peradangan.”
0 komentar:
Posting Komentar