Advertisement
Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di Georgia State University telah mengungkapkan beberapa informasi baru yang mengejutkan tentang hubungan antara aktivitas neuron dan aliran darah di otak. Menurut Science Daily, hal ini juga mengungkapkan bagaimana otak dipengaruhi oleh konsumsi garam.
Penulis utama Dr. Javier Stern dan timnya telah mengembangkan pendekatan baru yang menggabungkan teknik bedah dan neuroimaging canggih. Mereka fokus pada hipotalamus, bagian otak yang terlibat dalam fungsi tubuh seperti minum, makan, pengaturan suhu tubuh, dan reproduksi.
Baca Juga:
- Ibu Baru Susah Tidur, Dikaitkan Dengan Akselerasi Penuaan
- Coronavirus Pernah Melanda Asia Timur 20.000 Tahun Yang Lalu
Para peneliti, yang mempublikasikan temuan mereka di jurnal Cell Reports, telah meneliti bagaimana asupan garam ini mengubah aliran darah ke hipotalamus.
Dr. Stern berkata, “Kami memilih garam karena tubuh perlu mengontrol kadar natrium dengan sangat tepat. Kami bahkan memiliki sel khusus yang mendeteksi berapa banyak garam dalam darah Anda. Saat Anda menelan makanan asin, otak akan merasakannya dan mengaktifkan serangkaian mekanisme kompensasi untuk menurunkan kadar natrium kembali.”
Dan tubuh melakukannya dengan mengaktifkan neuron yang memicu pelepasan hormon antidiuretik yang disebut vasopresin, yang memainkan peran kunci dalam menjaga konsentrasi garam yang tepat.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah mengamati hubungan positif antara aktivitas neuron dan peningkatan aliran darah, para peneliti menemukan penurunan aliran darah saat neuron menjadi aktif di hipotalamus, menurut Science Daily.
Dr. Stern menjelaskan, “Temuan ini mengejutkan kami karena kami melihat vasokonstriksi, yang merupakan kebalikan dari apa yang digambarkan kebanyakan orang di korteks sebagai respons terhadap stimulus sensorik. Berkurangnya aliran darah biasanya diamati di korteks dalam kasus penyakit seperti Alzheimer atau setelah stroke atau iskemia.”
"Ketika kita makan banyak garam, kadar natrium kita tetap tinggi untuk waktu yang lama," tambahnya. “Kami percaya hipoksia adalah mekanisme yang memperkuat kemampuan neuron untuk merespons stimulasi garam yang berkelanjutan, memungkinkan mereka untuk tetap aktif untuk waktu yang lama.”
Temuan penelitian ini telah menimbulkan pertanyaan menarik tentang bagaimana tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat memengaruhi otak.
Dr. Stern mencatat, “Jika Anda secara kronis menelan banyak garam, Anda akan mengalami hiper-aktivasi neuron vasopresin. Mekanisme ini kemudian dapat menyebabkan hipoksia berlebihan, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan di otak.”
“Jika kita dapat lebih memahami proses ini, kita dapat merancang target baru untuk menghentikan aktivasi yang bergantung pada hipoksia ini dan mungkin meningkatkan hasil orang dengan tekanan darah tinggi yang bergantung pada garam,” tambahnya.
Bahasanya terlalu tinggi sih, tapi intinya garam bisa meningkatkan tekanan ke otak. Jadi asupan garamnya secukupnya aja, gitu ya?
BalasHapuswaduh, perasaan saya nulis gak naik2 ke tempat tinggi loh mas... :D
Hapusseperti itulah kira2 mas... emang sih segala sesuatu yg berlebihan itu pasti ada pengaruh buruknya. Sori baru bls.. sibuk di tempat lain